Friday, January 28, 2011

TAUHID SEBAGAI JALAN ISLAM

وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)

Kaum muslimin rahimakumullah…

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan….

Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam

Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56)

Kaum Muslimin rahimakumullah…

Terlepas dari manapun asal ususlnya, maka setiap pergantian tahun Masehi tiba, umat Islam yang konsisten terhadap agamanya menghadapi berbagai hal yang dilematis di negerinya sendiri. Mereka seakan digiring melakukan berbagai kegiatan yang biasa dilakukan oleh kaum Kristiani. Lebih dari itu, bisa saja mereka dituduh tidak toleransi jika mereka menolak dan mengkritisi berbagai kegiatan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Tauhid yang mereka yakini seperti, mengucapkan selamat natal, menyalakan lilin, melakukan pesta dan perayaan pergantian tahun baru Masehi sambil menyalakan kembang api, begadang semalam suntuk di jalanan, di tempat-tempat hiburan, di lapangan, di tepi pantai menunggu saat pergantian tahun baru Masehi dan tak jarang pula dilakukan sambil pesta seks dan mabuk-mabukan.

Para ulama dan berbagai ormas Islam lumpuh dan tidak berdaya menghadapi serangan badai budaya dan kegiatan agama lain terhadap umat Islam yang sudah berjalan puluhan tahun. Sepuluh tahun terakhir, khususnya sejak reformasi, serangan tersebut semakin menggila dan seakan tidak terbendung lagi.

Faktanya, puluhan ribu manusia yang berkumpul di berbagai tempat pesta malam tahun baru Masehi adalah sebagian besarnya umat Islam. Puluhan ribu yang memadati jalan-jalan raya, sebagian besar mereka adalah kaum Muslimin. Puluhan ribu yang meniup terompet dan memyalakan kembang api di malam tahun baru Masehi, mayoritasnya adalah kaum Muslimin. Puluhan ribu manusia yang berjubel di berbagai tempat, pantai, puncak gunung dan lapangan sambil bersorak sorai saat malam pergantian tahun baru Masehi tiba adalah mayoritasnya umat Islam. Tahun demi tahun, intensitas merayakan tahun baru Masehi dan keterlibatan umat Islam di negeri yang mayoritas Muslim ini semakin tinggi dan semakin bebas. Ajaran Islam sudah tidak lagi dilibatkan dalam menilai dan menimbang aktivitas yang mereka lakukan.

Lebih ironis lagi, sebagian ulama atau tokoh Islam memberikan green light dan pembenaran terhadap fenomena yang bertentangan dengan Islam tersebut. Demikian juga Pemerintah seakan menyerukan agar semua bangsa yang ada di negeri ini, apapun agama mereka, khususnya kaum Muslimin, harus merespon positif terhadap apa yang sudah menjadi budaya dan tradisi umat Kristiani itu. Umat Islam dicekoki dengan berbagai doktrin dan pemahaman sesat agar mereka menerima dan menyambut gembira apa yang dilakukan umat lain, kendati nyata-nyata bertentangan dengan ajaran dasar agama mereka. Di antara doktrin sesat tersebut ialah : agama itu sama, toleransi beragama, boleh mengucapkan selamat tahun baru dan sebagainya. Kalau tidak setuju dan mendukung, bisa dituduh dengan berbagai tuduhan dan berbagai label negatif seperti fundamentalis, ektrimis, fanatik, tidak toleran dan bahkan bisa juga sebagai teroris.

Kaum Muslimin Rahimakumullah…

Allah menurunkan Islam sebagai agama Tauhid. Tauhid ialah, mengesakan Allah dalam ketuhanan Rububiyyah (penciptaan dan perbuatan), Uluhiyyah (ibadah dan sistem hidup) dan dalam Al-Sama’ wa Ash-shifat (nama-nama dan sifat). Sebab itu, pengertian kalimat Tauhid/Syahadat : لا اله الا الله adalah : Tidak ada tuhan apapun di dunia yang berhak disembah, ditaati, dikagumi, dibesarkan dan dicintai selain Allah. Hanya Allah sajalah yang berhak disembah dan di taati. Karena Dialah yang meciptakan manusia dan alam semesta ini. Sebab itu, semua sistem hidup yang Dia ciptakan untuk manusia terjamin kecanggihan dan kebaikannya untuk manusia di dunia dan juga di akhirat.

Adapun Syirik ialah, meyakini ada tuhan lain yang berhak disembah, ditaati, dikagumi, dicintai dan dibesarkan selain Allah. Apapun jenis dan bentuknya, apakah tuhan tersebut patung yang diukir, nabi, orang shaleh, makhluk halus dan sebagainya. Bila ada keyakian dalam diri seseorang bahwa ada tuhan lain selain Allah, baik disembah langsung ataupun tidak langsung seperti hanya untuk wasilah (perantara), maka keyakinan tersebut disebut “SYIRIK”. Artinya penyertaan tuhan lain dengan tuhan Allah. Keyakinan seperti itu sudah tidak Tauhid lagi dan sudah tercampur dengan syirik atau kemusyrikan.

Sebab itu, Tauhid itu adalah lawan atau versus Syirik. Tauhid yang diajarkan Islam yang dibawa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan Tauhid yang diajarkan Ibrahim ‘alaihissalam. Tauhid yang terbebas dari syirik atau menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan siapapun. Tauhid yang mengajarkan penganutnya agar mengesakan Allah dalam keyakinan, dalam ibadah, dalam sistem kehidupan, dalam budaya, dalam mu’amalah dan dalam akhlak.

Seperti itulah ajaran Tauhid yang datang dari Allah. Di luar itu, berarti datang dari manusia. Tauhid yang datang dari Allah adalah yang logis dan dapat diterima akal sehat. Sedangkan yang datang dari manusia adalah yang sulit dipahami akal sehat kecuali dengan mematikan daya nalar itu sendiri.

Keajaiban penciptaan Isa yang tanpa bapak itu tidak logis menjadi sebab ia berhak dipertuhankan. Jika demikian logikanya, kenapa tidak nabi Adam yang lebih berhak dijadikan tuhan pendamping Allah? Bukankah Adam lahir tanpa bapak dan ibu? Allah berfirman :

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa itu di sisi Allah sama dengan perumpamaan (penciptaan ) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudia Dia berkata : Jadilah. Maka jadilah ia (Adam). (Q.S. Ali Imran/ 3 : 59).

Tidak ada yang istimewa dan yang sangat menakjubkan dari penciptaan Isa itu di sisi Allah. Pencinptaan Isa di sisi Allah sama saja dengan penciptaan Adam. Sebab itu, tidaklah pantas dan tidak logis apabila Isa dinobatkan atau diakui sebagai Tuhan yang disekutukan dengan Allah. Apalagi disebut sebagai anak Allah. Keyakinan dan ungkapan kemusyrikan tersebut amatlah membuat Allah menjadi murka.

Akibat keyakinan dan ucapan kemusyrikan itu, bukan saja Allah yang marah dan murka, akan tetapi, langit, bumi dan gunungpun ikut memprotes dan marah disebabkan ulah manusia yang menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dan tidak ada kemungkaran yang melebihi dari menuduh Allah memiliki anak. Allah berfirman :

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92) إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا (93) لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا (94) وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا (95)

Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak (88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,(89) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (90) karena mereka menyebut Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak (91) Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.(92) Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.(93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.(94) Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.(95) (Q.S. Maryam/19 : 88 – 85)

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Maka Tauhid yang datang dari Allahlah yang akan mendapatkan kecintaan dan keridhaan-Nya. Sedangkan keyakinan apapun yang datang dari hasil rekaan manusia tidak mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah, karena berlawanan dengan keinginan dan kehendak-Nya.

Allah menjelaskan kepada Muhammad shallallhau ‘alaihi wasalam sebagai Nabi dan Rasul terakhir, penyimpangan akidah dan keyakinan Ahlul Kitab dan sumber penyimpangan itu, seperti yang difirmankan-Nya :

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30) اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (31)

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikian itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka , bagaimana mereka sampai berpaling (dari Tauhid)?(30) Mereka juga menjadikan orang-orang alim (ulama) dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (31) (Q.S. Attaubah / 9 : 30 – 31)

Allah juga telah memerintahkan Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam untuk mengajak manusia, termasuk Ahlul Kitab, Yahudi dan Nasrani untuk mengoreksi dan meluruskan pemahaman akidah dan keyakinan mereka yang sudah menyimpang dari Tauhid yang dibawa oleh para nabi Mereka sendiri.

Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar Tauhid yag datang dari Allah dan yang dibawa oleh para nabi dan Rasul-Nya, khususnya Ibrahim, harus diperkenalkan kepada semua umat manusia, khususnya kaum Ahlul Kitab, yakni Yahudi dan Nasrani agar mereka selamat dan terhindar dari prilaku menyekutukan Allah dengan manusia yang bernama Uzair dan Isa ‘alaihimassalam. Mereka itu tak lebih dari hamba yang Allah cintai dan sebagai Nabi yang mengajarkan Tauhid kepada manusia.

Sebab itu, sebagai umat Nabi Muhammad, kitalah yang berhak memperkenalkan dan menawarkan Tauhid yang benar itu kepada Ahlul Kitab itu, Yahudi dan Nasrani. Namun yang terjadi di negeri ini justru sebaliknya; merekalah yang giat mengenalkan kemusyrikan, ibadah, budaya, akhlak dan muamalah yang menyimpang itu kepada kita. Kalau kondisi seperti ini terus berlanjut, maka tunggulah kemarahan dan kemurkaan Allah turun pada kita sebagaimana dulu pernah turun kepada mereka. Allah berfirman :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (64) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ إِلَّا مِنْ بَعْدِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (65) هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ حَاجَجْتُمْ فِيمَا لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاجُّونَ فِيمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (66) مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (67) إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ (68) وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (69) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (70) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (71) وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آَمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آَخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (72) وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَى هُدَى اللَّهِ أَنْ يُؤْتَى أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (73) يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (74) وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (75) بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ (76) إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (77)

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah saja dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim (berserah diri hanya kepada Allah) (64) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (65) Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (66) Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus (akidahnya) lagi seorang Muslim dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (67) Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad/umat Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (68) Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.(69) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)?.(70) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil[203], dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? (71) Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). (72) Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu." Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";(73) Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar (74) Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (bodoh). Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (75) (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (76) Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (77) (Q.S. Ali Imran /3 : 64 – 77)

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita dan umat kita dari serangan kemusyrikan, ibadah, akhlak dan budaya menyimpang yang sedang melanda negeri ini. Semoga Allah anugerahkan kesempatan kembali kepada Tauhid dan keimanan bagi saudara kita yang terlanjur terbawa arus kemusyrikan dan berbagai bentuk penyimpangan. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Al-Firdaus Al-A’la yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin…

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......


Saturday, January 22, 2011

Doa Menguatkan Hati


Syaikh Muhammad Abdul Athi Buhairi dalam bukunya La Tahzan Inna Ma'a al-'Usri Yusra, menyarankan, orang yang sedang mengalami kebingungan, kesedihan dan kesusahan supaya segera menadah tangannya dan dengan penuh rendah hati berdoa kepada Allah. Nabi Muhammad (SAW) mengajarkan doa di bawah yang dapat kita baca apabila kita berada dalam keadaan demikian :

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, ubun-ubunku adalah dalam genggaman-Mu, berlaku hukum-Mu ke atasku dan ketentuan-Mu adil kepadaku. Aku memohon daripada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu, jadikanlah al-Quran itu penyejuk jiwaku, menjadi cahaya petunjuk dalam dadaku, menghilangkan kesedihanku, menghilangkan kesusahanku. Ya Allah, hilangkanlah kesusahanku dan gantikan kesedihanku dengan kebahagiaan."


Tuesday, January 18, 2011

Muslimin Bantu Kami Mencari Erti Solehah


Gerak langkahmu memikat hati,
Lirik senyummu manis sekali,
Namun ini aku menyedari,
Ia adalah ranjau berduri.

Senyumanmu itu racun berbisa,
Mengugat naluri menggoda jiwa,
Walau rupamu amat menawan,
Namun ku tetap pilih yang beriman.

Ranjau Menawan - NowSeeHeart

Dahulu muslimat mungkin merupakan cabaran yang besar yang dapat meruntuhkan keimanan seorang muslimin. Namun hari ini, ketahuilah wahai muslimin, anda merupakan cabaran yang besar bagi muslimat dalam memagari diri di dalam rumah 'solehah'. Saban hari ada sahaja penjaja-penjaja cinta yang melalui halaman rumah 'solehah' ini, yang membuatkan kadang-kadang, muslimah ini teruja untuk melihat 'apakah yang dijual mereka?'.

Ketahuilah wahai muslimin,
Kami memagari diri kami,
Agar kamu (wahai muslimin) dapat istiqamah dalam perjuanganmu,
Kami mengeraskan kelembutan kami,
Agar kamu mampu fokus dalam gerak langkahmu,
Kami lari dari fitrah azali kami,
Agar tidak terganggu imanmu,
Namun mengapa kamu masih mengusik hati serta keimanan kami?
Sedang kita perlu saling bantu-membantu dalam menjaga iman masing-masing.

Agar gerak kerja kita dalam perjuangan ini tidak terganggu. Sekiranya kamu sering menganggu iman kami, maka kelemahan kami yang terserlah pula akan menganggu imanmu. Dan akhirnya kita bersama-sama jatuh ke tempat yang binasa. Na'uzubilahi min zalik!

Apabila kamu melihat ada muslimat yang solehah, atau yang sedang mengadaptasi sifat 'solehah' dalam diri. Jangan kamu ganggu mereka dengan kata-kata manismu, jangan kamu ganggu iman mereka dengan menguji sejauh mana tahap 'solehah' mereka. Apakah kamu tegar kehilangan bunga-bunga 'solehah' yang bakal mengindahkan dunia Islam ini?.

Kami sendiri pelik, apabila ada muslimin yang mengirimkan article tentang 'ikhtilat', sebagai peringatan buat muslimat. Tetapi kemudiannya muslimin itu sendiri menghantar mesej,
'Hati-hati ye balik, kalau terjatuh,bangun sendiri, hehe'.

Atau mungkin apa sahaja perbuatan atau perkataan yang boleh mengundang dosa. Jangan menipu diri sendiri muslimin hanya dengan bertopengkan ilmu kepalsuan.

"Owh maksud saya tu, jaga diri. Awak jangan su'uzhon",
"Saya tak nak lah rasa ikhtilat ni terlalu formal kita biasa-biasa je "

Apa sebenarnya yang kamu (wahai muslimin) cari?
Kamu mahu kami menjadi muslimah solehah, tapi kamu tidak membantu kami ke jalan itu,
Malah kamu sering menganggu 'perhatian' kami.
Atau mungkin kamu ingin kami jadi muslimah yang hipokrit? Di depan semua orang, ikhtilat, aurat, ibadah semua dijaga,
Tetapi di belakang orang,kami hanya memiliki abu-abu iman yang ringan, yang tidak berguna.

Ketahulah wahai muslimin,
Kita memerlukan kekuatan satu sama lain,
Dalam memangkin perjuangan ini,
Jika salah satu dari kita lemah dalam mempertahankan iman,
Ia akan memberi kesan kepada keduanya.

ketahuilah wahai muslimin
kami ingin menjadi isteri yang solehah, juga ibu yang dapat menjadi qudwatun hasanah,
Bagi melahirkan mujahid dan mujahidah,
kami memerlukan seorang suami yang soleh sebagai ketua keluarga,
Jadikan kami ini selayaknya untuk kamu,
Dan kamu selayaknya untuk kami.

Muslimat- perempuan

Muslimin- lelaki

Ikhtilat - perhubungan lelaki dan perempuan

su'uzhon- bersangka buruk


Monday, January 10, 2011

Keajaiban Cinta ILLAHI


Ia tua, bahkan buruk laku dan rupa. Sementara sang istri tak hanya cantik jelita. Segala yang tampak sungguh memesona. Tutur kata mesra, perhatian, penuh kasih sayang serta cinta. Tak heran, semua itu jelas mengundang beribu tanda tanya.

Sementara, kisah lain tak urung pula membuat rasa heran mencuat. Ketika laki-laki kaya dan tampan tersebut ternyata mantap menjalani sebuah tekad. Padahal, baru saja keraguan itu sesaat menyergap hatinya saat melihat seorang perempuan yang sungguh tak sepadan. Namun, segera dibuatnya sebuah keputusan besar. Sepenggal hati kini telah bertemu dengan pasangan yang dijanjikan.

Kedua biduk pun dikayuh dalam mahligai cinta. Bahagia, mengarungi samudera kehidupan. Berbilang usia pernikahan membuat mereka semakin tampak mesra.

Bertambah guratan keriput juga tak mengurangi rasa sayang diantaranya. Bahkan setiap keluarga itu utuh sepanjang hidup mereka.

Subhanalloh….!!!

Keajaiban cinta ILLAHI kembali menakjubkan manusia. Jika nalar yang digunakan untuk menilainya, maka itu tiada guna. Karena cinta pasti menyatukan hati yang berserakan. Apa pun jua rupa dan laku pemiliknya.

Memang, seperti begitulah adanya cinta. Pribadi-pribadi yang mengagumkan ternyata lahir dari cinta.

Mungkin cinta mereka tak setara di pandangan manusia. Tetapi, pelaku cinta ILLAHI pasti mengharapkan ganjaran yang teramat sangat berharga dari Alloh swt.

Bukankah surga Alloh swt adalah sebuah janji atas ketaatan seorang istri kepada suaminya? Itulah yang diharapkan perempuan cantik tersebut ketika berkhidmat kepada sang suami yang buruk laku dan rupa. Seperti yang dirasakan laki-laki kaya dan tampan. Jiwanya senantiasa nyaman karena aliran kebaikan yang dilakukan oleh pasangannya. Mengalir, deras, berlimpah, menuju sebuah muara, cinta.

Begitulah, kisah cinta mereka ternyata berbuah bahagia. Segala kekurangan yang ada ternyata menumbuhkan kebesaran jiwa. Keikhlasan itu membuat hati lapang menerima sebagaimana apa adanya. Jikalau pun ada air mata yang mengalir, itu adalah tanda kearifan. Tawa yang berderai tentu pula karena sesaknya dada dengan suka cita. Segala kebaikan terangkum dalam laku dan kata. Tak heran seluruhnya menghembuskan aura cinta ILLAHI. Benar, bila ada cinta ILLAHI, bahagia sejati untuk selamanya.


Saturday, January 8, 2011

10 Amalan dimurahkan rezeki


1-Mengabdikan diri untuk ALLAH S.W.T

tidak mensia-siakan pengabdian diri hambanNya seperti firmanya.”Wahai Anak Adam,sempatkanlah untuk menyembahku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu.Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukkan dan Aku tidak menutup.

(Riwayat Ahmad Tirmizi,Ibnu Majah dan al-hakim dari Abu Hurairah)

2.Memperbanyykan istighfar.

Sabda Nabi S.A.W “Barang siapa memperbanyakkan istighfar maka ALLAH S.W.T akan menghapuskan segala kedukaannya,meyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yg tidak disangka.”

(Riwayat Ahmad,Abu Daud,an-Nasa’i Ibnu Majjah dan al-hakim dari Abdullah bin Abas r.a)

3.Sentiasa Mengingati ALLAH

Firman ALLAH S.W.T,”Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati ALLAH.Ingatlah hanya dgn mengingati ALLAH hati menjadi tenteram.

(Surah Ar-Radi ayat 20 )

4.Mendoakan Ibu Bapa.

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda.”Mendoakan Ibu dan bapa juga menjadi sebab mengalirnya rezeki.Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (ALLAH) kepadanya.

(Riwayat Al-Hakim dan ad-Dailani)

5.Menjalin Silaturahim.

Nabi Muhammad S.A.W bersabda.”Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak saudaranya.”

(Riwayat Bukahari)

6.Melazimi Kekal Berwudhu’.

Seorang arab desa menemui Rasullah S.A.W dan meminta pedoman mengenai beberapa perkara termasuk mahu dimurahkan rezeki oleh ALLAH S.W.T.Lalu Rasullah S.A.W bersabda,”Sentiasalah berada dalam keadaan bersih(dari hadas) nescaya ALLAH akan menurunkan rezeki.\

(Diriwayatkan dariada Sayidina Khalid AL-Walid)

7.Bersedekah

Setelah mengundang rahmat ALLAH dan menjadi sebab ALLAH S.W.T membuka pintu seseorang itu.Nabi Muhammad S.A.W bersabda kepada Zubai bin AL-Awwa,.”Hai Zubair,ketahuilah bahawa kuci rezeki hamba itu ditentang arasy,yg dikirim oleh ALLAH azza wajalla kpd setiap hamba sekadar nafkahnya.Maka siapa yg membanyakkan baginya.Dan siapa yg menyedikitkan,nescaya ALLAH menyedikitkan bagimya.

(Riwatat ad-Daraquthmi dari Anas R.A)

8.Mengamalkan Solat Dhuha

Amalan solah dhuha yg dibuat waktu orang sedang sibuk dengan dengan urusan dunia(aktiviti harian)n juga mempunyai rahsia tersendiri.Firman ALLAH S.W.T,”Wahai anak adam,jangan sekali-kali engkau malas mejerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang(SOLAT DHUHA0,nanti pasti akan cukupkan keperluanmu pada setiap harinya.”

(Riwayat Al-Hakim dan Tharbani)

9.Bersyukur kepada ALLAH.Syukur ertinya megakui segala pemberian dan nikmat ALLAH S.W.T.Melupainya adalah seperti kufur nikmat yg ALLAH berikan.ALLAH S.W.T berfirman,”Demi Sesungguhnya! Jika kamu bersyukur Aku tambahi nikmatKu kepadamu,dan demi sesungguhnya jika sesungguhmya jika kamu kufur,sesungguhnya azabKu amat keras.”

(Surah Ibrahim ayat 7).

10.Bertawakal.

NabI Muhammad S.A.W bersabda,”Seandainya kamu bertawakal kepda ALLAH dengan sebenar-benar tawakal,nescaya kamu diberi rezeki seperti burung iaitu Pada hari lapar dan dan petang hari telah kenyang.

(Riwayat Ahmadmat-Tarmizi,Ibnu Majah,Ibnu Hibban,al-Hakim dari Umar al-Khattab r.a)


Friday, January 7, 2011

Orang Mukmin Sentiasa Memakan Makanan Yang Halal dan Menjauhi Makanan Haram dan Syubhat


Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Allah SWT telah menyediakan rezeki yang banyak dimuka bumi ini untuk semua makhluk-Nya. Rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT semuanya halal kecuali apa yang dijelaskan di dalam al-Quran dan hadis Nabi SAW.

Halal ertinya boleh, jadi makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syariat Islam, segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah halal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadis yang menjelaskannyanya. Ada kemungkinan sesuatu itu menjadi haram kerana memberi mudarat bagi kehidupan manusia seperti racun, barang-barang yang menjijikan , binatang yang mempunyai bakteri atau kuman dan sebagainya.

Allah berfirman SWT maksudnya : “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (Surah al-Baqarah ayat 17)

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Sesungguhnya Allah SWT adalah Zat Yang Maha Baik, tidak mau menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman (maksudnya) : "Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang soleh. Allah Ta’ala berfirman (maksudnya) : "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kamu sekalian…”.

(Hadis Riwayat Muslim)

Rasulullah SAW, ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”. (Hadis Riwayat Ibnu Majah dan Turmudzi).

Berdasarkan firman Allah dan hadis Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah :

1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.

2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

3. semua makanan yang tidak memberi mudarat, tidak membahayakan kesihatan jasmani dan tidak merosak akal, moral, dan akidah.

4. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar.

Kategori produk dan pemakanan dalam Islam

1- Halal - Guna, perkenal dan niagakan. (Semua bahan mentah dan ramuan yang terbabit dalam penghasilannya dalah halal. Selamat untuk akal dan tubuh badan, bebas dari bahan mentah dan ramuan najis, tidak dari sumber babi, anjing dan binatang najis, tidak diproses, disedia atau dikilang alat-alat yg tidak bebas dari benda najis.)

2- Haram -Jauhi sejauh-jauhnya produk yang yang tidak diizinkan syarak untuk diguna atau dinikmati oleh umat Islam khususnya.(kerana boleh mendatangkan mudarat kepada tubuh badan , akal, guna bahan ramuan dianggap najis, ramuan dari binatang yang tak dibenarkan, binatang yang tak disembelih dan cara pemprosesan yang melanggar kehendak syarak)

3- Syubhah - Diragui status samaada halal atau haram. Langkah yang terbaik adalah meninggalkannya.

An-Nu'man bin Basyir berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda maksudnya : "Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya...".

(Hadis Riwayat Bukhari)

Sesuatu yang telah disepakati oleh para ulama ialah: asal hukum dalam semua perkara -kecuali ibadah yang mempunyai kaedah lain- adalah harus hingga datang dalil yang menunjukkan kepada haram. Ini berdasarkan kaedah: "Perkara yang haram ialah apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya manakala apa yang didiamkan daripadanya adalah suatu yang dimaafkan."

Sungguhpun begitu al-Quran telah memberikan panduan tentang makanan yang bagaimanakah yang perlu dan boleh dimakan.

1. Firman Allah SWT maksudnya : “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Surah al-Baqarah ayat 168)

2. Firman Allah SWT maksudnya : “Dia menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (Surah al-A’raf ayat 157)

Al-Quran telah menegaskan bahawa makanan yang dihalalkan oleh Allah ialah yang baik-baik sahaja. Justeru itu makanan yang memudaratkan agama dan kesihatan adalah haram dan termasuk di dalam al-khbai’th.

Perkara-perkara yang diharamkan:

1) Bangkai.

Ini berdasarkan firman Allah SWT maksudnya : "Katakanlah; 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, kerana sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah al-An’am ayat 145)

2) Darah yang mengalir.

Dalilnya ialah ayat-ayat di atas.

Ibn Abbas r.a telah ditanya tentang limpa, lalu beliau menjawab: “makanlah”, lalu mereka berkata: “ia adalah darah”, jawab beliau: “yang diharamkan kepada kamu hanyalah darah yang mengalir”.

3) Babi.

Dalilnya ialah ayat-ayat di atas.(Surah al-Maidah ayat 3)

4) Sembelihan untuk selain daripada Allah.

Dalilnya ialah ayat-ayat di atas. (Surah al-Maidah ayat 3)

Maksudnya ialah binatang disebutkan nama selain dari Allah semasa penyembelihan itu. Begitu juga sembelihan yang ditujukan kepada selain daripada Allah, samada disebut namanya atau tidak semasa penyembelihan, bahkan sekalipun dibacakan bismillah.

5) Semua binatang buas (as-Siba’) yang bertaring.

Kata Ibn al-Athir: “iaitu binatang pemangsa yang memakan secara menerkam seperti: singa, harimau, serigala dan seumpamanya.

Sabda Nabi SAW maksudnya :“Setiap yang memiliki taring dari kalangan pemangsa, maka memakannya adalah haram“. (Hadis Riwayat Malik, Muslim dan lain-lain dari hadis Abi Tha’labah al-Khusyani).

Al-Syafi’e berpandangan bahawa as-siba’ yang diharamkan ialah yang menyerang manusia seperti singa, harimau dan serigala.

6) Semua jenis burung berkuku tajam dan menyambar.

Dalilnya ialah hadis Ibn Abbas, katanya: “Rasulullah SAW melarang (memakan) setiap yang bertaring dari binatang buas dan setiap yang berkuku (claw) dari burung.” (Hadis Riwayat Muslim)

Adapun yang dimaksudkan dengan burung yang mempunyai kuku ialah: yang kukunya tajam digunakan untuk menangkap dan melukakan serta mengoyak mangsa. Contohnya: helang, enggang, gagak dan layang-layang. Dikecualikan daripadanya: merpati dan burung-burung kecil; kerana ia termasuk dalam al-mustatob (perkara yang dipandang baik).

7) Keldai peliharaan.

Di antara perkara yang diharamkan oleh Nabi SAW dalam peperangan Khaibar ialah keldai peliharaan. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

Para ulama sepakat tentang halalnya keldai liar -dan kuda belang dan seladang

Nabi SAW telah dihadiahkan dengan keldai liar lalu baginda memakannya. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari hadis Abi Qatadah).

Al-Jallalah (Binatang yang memakan kotoran).

Iaitu binatang yang memakan kotoran dan sesuatu yang menjijikkan. Ibn Hazm menghadkannya hanya kepada yang berkaki empat sedangkan Ibn Hajar menyatakan ianya umum. Dalilnya:

1. Hadis Ibn Umar: Rasulullah SAW melarang dari memakan al-jallalah dan meminum susunya. (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah dan at-Tirmizi yang mensahihkannya).

2. Hadis Ibn Abbas: Larangan itu ialah tentang memakan al-jallalah dan meminum susunya. (Hadis Riwayat Ahmad, Abu Daud, at-Tirmizi, an-Nasa-i, Ibn Majah, al-Hakim. At-Tirmizi mensahihkannya).

9) Anjing dan kucing.

Hampir tiada khilaf di kalangan ulama tentang pengharaman anjing .Pengharaman anjing datang dengan beberapa faktor:

a). Ia adalah najis menurut jumhur ulama; lantaran arahan Nabi SAW supaya bekas yang dijilat oleh anjing hendaklah dibasuh 7 kali yang pertama dengan air tanah. (Hadis Riwayat Muslim).

b). Ia termasuk di dalam al-mustakhbath (yang dipandang jijik);

c). Ia memakan kotoran.

Larangan Nabi SAW daripada memakan harga anjing dan kucing. (Riwayat as-sahih).

10) Semua jenis binatang yang menjijikkan.

Firman Allah SWT:

” dan Dia menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (Surah al-A’raf ayat 157)

Kebanyakan ulama memberikan garis panduan dalam hal ini seperi berikut:

Apa yang dipandang jijik dan kotor oleh manusia (yang murni fitrahnya) dari jenis haiwan – bukan kerana sesuatu ‘illah atau kerana tidak biasa sebaliknya semata-mata kerana menganggapnya jijik, maka ia adalah haram.

Apabila sebahagian manusia menganggapnya jijik sedangkan yang tidak, maka yang diambil kira ialah tanggap majoriti.

Setiap yang jijik di sisi syarak itu tentulah akan memudaratkan diri dan agama manusia.

Kebanyakan haiwan yang tidak dimakan oleh manusia sedangkan tiada dalil yang jelas menunjukkan ia haram, merupakan haiwan dari kategori ini.

11) Semua binatang yang diarahkan untuk dibunuh atau dilarang dari dibunuh.

Sebilangan ulama berpendapat bahawa binatang-binatang yang dilarang oleh Nabi SAW dari membunuhnya atau yang diarahkan untuk membunuhnya adalah haram.

Binatang yang diarahkan bunuh:

Sabda Nabi SAW maksudnya : “Dari ‘Aisyah bahawa Rasul SAW bersabda: "5 jenis binatang semuanya fawasiq boleh dibunuh di Tanah Haram: burung gagak, burung layang-layang, kala jengking, tikus, anjing dan al-’aqur (sejenis binatang yang menggigit).” (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, at-Tirmizi dan an-Nasai).

Binatang yang dilarang bunuh:

Sabda Nabi SAW maksudnya :Dari Ibn Abbas bahawa Nabi SAW telah melarang daripada membunuh 4 jenis binatang: semut, lebah, belatuk dan nuri.

12) Binatang beracun samada yang ikan atau selainnya, diburu atau dijumpai mati.

Ini adalah jelas kerana Islam melarang al-khabai’th. Juga dengan umum ayat:

Firman Allah SWT maksudnya : ” Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, kerana sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Surah al-Baqarah ayat 195)

13) Haiwan dua alam:

Kata al-Qadi Ibn al-’Arabi: Pendapat yang sahih berhubung haiwan yang hidup di darat dan air ialah dilarang; kerana terdapat percanggahan dalil halal dan haram. Lalu kami memenangkan dalil haram sebagai langkah berhati-hati (ihtiyat).

Sementara sebilangan ulama pula berpandangan bahawa semua haiwan yang memang hidup di laut adalah halal sekalipun ia mungkin boleh hidup di daratan kecuali katak kerana ada dalil lain berhubungnya.

14) Binatang yang tidak disebutkan statusnya:

Berdasarkan sabda Nabi SAW maksudnya :“Apa yang Allah halalkan di dalam kitab-Nya, maka ia halal. Apa yang Allah haramkan, maka ia haram. Apa yang Allah diamkan tentangnya, maka ia adalah dimaafkan.” (Hadis Riwayat al-Bazzar dan katanya: sanadnya sahih, juga disahihkan oleh al-Hakim).

Apa yang dinyatakan di sini adalah secara ringkas saja jenis-jenis perkara-perkara yang diharamkan memakannya berhubung persoalan halal dan haramnya binatang-binatang yang mempunyai berbagai-bagai spesis. Pendetailan tajuk boleh dirujuk di dalam kitab-kitab tafsir dan hadis ahkam serta buku-buku Fiqh.

Sahabat yang dimuliakan,

Selain daripada perkara yang diharamkan seperti di atas, terdapat lagi beberapa perkara lain yang diharamkan oleh Allah S.W.T.

1. Minuman keras (arak) (Terdapat 10 perkara yag dilarang mereka yang terlibat dengan arak)

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan sedikit juga tetap haram.” (Hadis Riwayat An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).

2. Makan hasil curi dan penipuan, pelacuran dan perbomohan.

Rasululullah SAW enggan makan daging kambing yang dihidangkan kepadanya dan berkata yang bermaksud : “Aku mendapati daging kambing ini diambil tanpa izin dari pemiliknya.” (Hadis Riwayat Abu Daud)

Abu Mas’ud al-Ansari ra berkata: “Nabi SAW menegah dari harta hasil jualan anjing, hasil pelacuran dan hasil perbomohon (dengan cara yang dilarang).” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Hasil daripada menggambil riba

Firman Allah SWT maksudnya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu ..." (Surah al Baqarah ayat 278-279)

4. Menggambil duit rasuah

Sabda Rasulullah SAW maksudnya : “ Pemberi rasuah dan penerima rasuah akan masuk ke dalam api Neraka”. (Hadis Riwayat at-Tabrani)

5. Hasil daripada bermain judi

Allah berfirman maksudnya : "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (Surah al-Baqarah ayat 219)

6. Hasil daripada jualan barang haram seperti daging babi, anjing, arak, dadah dan lain-lain

Haram ertinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syarak untuk dimakan. Termasuk sumber daripada jualan barang-barang yang haram adalah haram.

Apakah kesan dan akibat buruk yang akan diterima oleh sesiapa yang memakan dan mengambil benda haram?

Akibat-akibatnya adalahg seperti berikut :

1. Doa orang yang memakan daripada sumber yang haram atau makanan dan minuman yang haram tidak dimakbulkan oleh Allah SWT.

Di riwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya : “Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan orang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, 'Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,' padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan yang haram, bagaimana doanya dikabulkan?”

2. Kehidupan seseorang yang menggunakan sumber yang haram atau makanannya dari barang yang haram tidak berkat, rumah tangga akan porak peranda dan jiwa anak-anak tidak akan tenang, syaitan akan mudah menguasai mereka.

Nabi berwasiat kepada Sayyidina Ali k.wj maksudnya : "Wahai Ali ! Orang yang mencari rezeki haram, apabila ia berjalan kaki , syaitan selalu mememaninya. Dan kalau ia naik kenderaan, syaitan ikut membonceng. Orang yang mengumpulkan harta haram, syaitan selalu ikut makan bersamanya. Wahai Ali ! Seorang mukmin selalu meningkat agamanya selama ia tidak memakan yang haram."

2. Jika meninggal dunai dan tidak sempat bertaubat dia akan dihumbankan ke dalam api neraka .

Sabda Rasulullah S.A.W. maksudnya : "Setiap daging yang tumbuh dari bahan makanan yang haram maka api nerakalah yang lebih layak baginya". (Hadis Riwayat Al-Tarmizi)

3. Menyebabkan Allah S.W.T murka. (Apabila perkara haram menjadi amalan manusia samaada daripada makanan, minuman, perbuatan, pekerjaan dan lain-lain)

Alllah S.W.T. akan menurunkan bala dalam bentuk kehancuran sesebuah negara. Mereka yang terlibat secara langsung juga telah turut menyumbang kepada kehancuran tamadun bangsa dan negaranya sendiri. Sebab itulah seseorang yang mempunyai sifat amanah dan tanggungjawab yang tinggi serta iman yang mantap dan kuat, sudah pasti tidak sanggup melakukan dosa yang sebegini berat, yang akan memberikan kesan yang cukup besar kepada diri dan umat manusia seluruhnya. Firman Allah S.W.T. bermaksud :

"Dan apabila sampai tempoh kami hendak membinasakan penduduk sesebuah negeri, kami perintahkan (lebih dahulu) orang-orang yang melampau-lampau dengan kemewahan di antara mereka (supaya saat), lalu mereka menderhaka dan melakukan maksiat padanya, maka berhaklah negeri binasakan, lalu kami menghancurkannya sehancur-hancurnya".(Surah Al-Isra' ayat 16)

Sahabat yang dikasihi,

Marilah sama-sama kita bermuhasabah diri kita supaya dapat dijauhi semua perkara-perkara yang haram dan mendatangkan dosa samaada makanan, minuman, pekerjaan, pergaulan, perjuangan dan amalan kehidupan sehari-hari. Ambillah ajaran Islam sepenuhnya dalam kehidupan kita dan laksanakan semua perintah Allah SWT dan tinggalkan semua larangan-Nya. Ikutilah sunnah Rasulullah SAW dan tinggalkan perkara bidaan dalam agama kerana banyak bidaah yang di ajarkan oleh Yahudi dan Nasrani adalah sesat dan menyesatkan.Sentiasalah bertaubat kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya.


Thursday, January 6, 2011

Jangan Sombong Dengan Takdir

ika hendak dikirakan 'beriman' dengan Allah, iblis laknatullah sepatutnya lebih tinggi imannya kepada Allah. Masakan tidak, dia pernah berdialog dengan Allah (dialog yang telah dirakamkan dalam Al-Quran). Dia percaya kepada syurga dan neraka. Bukan sahaja percaya bahkan telah melihatnya. Syaitan yakin tentang adanya Hari Pembalasan.

Iblis

Hendak diukur dari segi ibadah, ya ibadah iblis begitu hebat. Puluhan ribu tahun sujud, rukuk dan membesarkan Allah hingga terlantik sebagai ketua malaikat. Cuma satu... syaitan kecundang kerana tidak dapat menerima takdir Allah.

Takdir yang menentukan Adam dipilih menjadi Khalifah dan dia diperintahkan sujud lambang hormat kepada Allah dalam mentaati Allah. Syaitan tidak boleh menerima takdir ini. Mengapa dia yang dijadikan daripada api (sedangkan Adam hanya daripada tanah), mengapa dia yang lebih 'senior' dalam ibadah dan hiraki kepimpinan tidak terpilih menjadi khalifah, sedangkan Adam hanya 'pendatang' baru yang diciptakan terkemudian?

Iblis sombong kerana tidak menerima ketentuan takdir. Dan dia terhina kerana itu. Lalu kita siapa yang mampu menidak dan meminggirkan takdir? Allah itu Maha Besar, qudrat dan iradatnya tidak akan mampu kita nafikan. Jika cuba menafikan, kita akan terhina... seperti terhina iblis. Dilaknat dan dimasukkan ke neraka... kerana gugur sifat kehambaannya!

Takdir Dan Iman Kita

Dalam episod hidup, takdir datang menguji kita. Mengapa aku mendapat suami yang begini? Mengapa isteriku tidak sebegitu? Kenapa ketua aku orang semacam dia? Kenapa anak aku cacat? Mengapa isteri tersayang aku pergi dulu? Kenapa aku tidak kaya-kaya lagi walaupun telah berusaha?

Bila masalah melanda kita merasakan kitalah yang paling menderita. Mengapa aku yang tertimpa nasib begini? Mulut berbicara mengaku Allah itu Tuhan kita tetapi mengapa kehendak-Nya kita tidak rela? Benarnya, masalah, ujian dan cabaran dalam hidup itu sangat berkaitan dengan iman.

Iman iblis hancur berderai bila diuji dengan takdir. Ego terpendamnya selama ini terserlah. Terbakar hangus seluruh ibadah yang dibinanya ribuan tahun. Aduh, bagaimana pula kita yang iman hanya setipis kulit bawang dan ibadah yang hanya sekelumit ini? Pujuklah hati, terima takdir itu dengan rela.

Katakan, "ya Allah... sungguh sakit, sungguh perit, tapi apakan daya, aku hamba-Mu, Kau lebih tahu apa yang terbaik untukku berbanding diriku sendiri. Ya Allah, jangan Kau serahkan aku kepada diriku sendiri walaupun sekelip mata. Tadbirku seluruh dan sepenuh sujud pada takdir-Mu."

Takdir Mengatasi Tadbir

Takdir sentiasa mengatasi tadbir. Takdir daripada Allah, sedangkan tadbir hanya dari kita hamba-Nya. Kekadang takdir dan tadbir selari, maka terjadilah apa yang kita inginkan terjadi. Namun acapkali takdir dan tadbir bersalahan, maka terjadilah apa yang kita tidak inginkan.

Kita ingin putih, hitam pula yang menjelama. Kita dambakan kejayaan, kegagalan pula yang menimpa. Ketika itu hati akan bertanya, apa lagi yang tidak kena? Semuanya telah kutadbirkan, tetapi kenapa gagal jua? Ketika itu timbullah bunga-bungan 'pemberontakan' dari dalam diri hamba yang kerdil berdepan dengan Tuhan yang Perkasa. Samada disedari atau tanpa disedari...

Takdir daripada Allah mengandungi banyak hikmah. Ia mengandungi mehnah (didikan langsung dari Allah) yang kekadang tersembunyi daripada pengamatan fikiran biasa.

Ilmu semata-mata tanpa iman yang kuat, akan menyebabkan kita terkapai-kapai dalam ujian hidup tanpa pedoman yang tepat. Justeru dengan akal semata-mata kita tidak akan dapat meringankan perasaan pada perkara-perkara yang tidak sejalan dengan diri dan kehendak kita. Mengapa terjadi begini? Sedangkan aku telah berusaha?

Carilah Hikmah di Sebalik Ketentuan

Untuk mengelakkan hal itu terjadi maka kita mesti berusaha mencari hikmah-hikmah yang terkandung dalam ketentuan (takdir) Tuhan. Ya, hanya manusia yang sempurna akal (ilmu) dan hati (iman) sahaja dapat menjangkau hikmah yang terkandung di dalam cubaan dan bala yang menimpa dirinya. Kata orang, hanya jauhari mengenal manikam.

Orang yang begini akan menjangkau hikmah di sebalik takdir. Dapat melihat sesuatu yang lebih tersirat di sebalik yang tersurat. Ya, mereka tidak akan beranggapan bahawa sifat lemah-lembut Allah lekang daripada segala bentuk takdir-Nya – samada yang kelihatan positif atau negatif pada pandangan manusia. Ertinya, mereka merasai bahawa apa jua takdir Allah adalah bermaksud baik. Jika sebaliknya, mereka merasakan bahawa Tuhan bermaksud jahat dalam takdir-Nya, maka itu petanda penglihatan hati tidak jauh, dan akalnya pendek.

Apa Khabar Iman Anda?

Mengapa terjadi demikian? Sebab iman belum mantap, keyakinan masih lemah dan tidak kenal Allah dalam erti kata yang sebenarnya. Bila ketiga-tiga faktor itu sempurna, maka barulah sesorang itu mampu melihat bahawa di dalam cubaan dan bala yang ditakdirkan mengandungi hikmah-hikmah yang baik. Hanya dengan itu, seseorang itu akan merasa senang dan bahagia dalam menghadapi sebarang ujian dalam hidupnya.

Bagaimana kita dapat meringankan beban hati ketika menghadapi ujian hidup? Ya, hanya pertalian hati seorang hamba dengan Allah sahaja yang menyebakan ringannya ujian dan cubaan. Hati yang disinar dengan cahaya Allah dan cahaya sifat-sifat-Nya akan berhubung dengan Allah. Untuk meringankan kepedihan bala yang menimpa, hendak dikenal bahawa Allah-lah yang menurunkan bala itu. Dan yakinlah bahawa keputusan (takdir) Allah itu akan memberikan yang terbaik.

Bila kita kenal Allah Maha Pengasih dan Penyayang, kita tak boleh buruk sangka kepada Allah dengan menganggap apa yang ditakdirkan (ujian) itu adalah sesuatu yang tidak baik. Iktikad (yakin) kita semua ketentuan Allah itu adalah baik – ujian itu pasti ada muslihat yang tersembunyi untuk manusia, akan menyebabkan hati terubat. Walaupun pahit, ditelan jua. Sematkan di hati bahawa pilihan Allah untuk kita adalah yang terbaik tapi kita tidak atau belum mengetahuinya. Bila terjadi nanti, barulah kita tahu.

Bersangka Baik Dengan Allah

Katalah kita ditimpa penyakit atau kegagalan... itu mungkin pada hakikatnya baik pada suatu waktu nanti. Betapa ramai, mereka yang sakit, tetapi akhirnya mendapat pengajaran yang besar di sebalik kesakitannya. Contohnya, apa yang berlaku kepada Cat Steven... yang sakitnya itulah yang menyebabkan beliau mendapat hidayah dan akhirnya memeluk Islam? Dan betapa ramai pula yang gagal pada mulanya tetapi dengan kegagalan itu bangkit jiwa juang yang lebih kental yang akhirnya membuah kejayaan? Hingga dengan itu masyhurlah kata-kata bahawa kegagalan itu hakikatnya adalah kejayaan yang ditangguhkan!

Para ahli hikmah (bijaksana) merumuskan bahawa, antara hikmah ujian ialah, hati akan lebih tumpuan kepada Allah. Dengan ujian, seseorang akan dapat menambah tumpuan dan penghadapannya kepada Allah. Sebab bala dan ujian bertentangan dengan kehendak, keinginan dan syahwat manusia, seperti sakit, rugi, miskin dan lain-lain.

Dengan ini nafsu akan terdesak, tidak senang dan ingin lepas daripada ujian. Bila nafsu terdesak, ia akan terdidik secara langsung. Ia akan tertekan dan menjadi jinak. Hakikat ini akan membuka pintu rahmat Allah kerana nafsu yang liar sangat mengajak kepada kejahatan. Bila nafsu hilang kekuatannya maka manusia tidak akan jatuh ke lembah dosa dan maksiat dengan mudah.

Hati tidak dapat tidak mesti bersabar. Hati akan terdidik untuk redha dan tawakal, kerana yakin Qada dan Qadar Allah pasti berlaku. Kerana manusia harus terima, tidak boleh menolak ujian itu. Hamba yang soleh menanggung Qadar dengan sabar (bahkan) gembira dengan pilihan Allah. (Ujian adalah pilihan Allah bukan pilihan manusia). Tidak ada pilihan Allah yang tidak baik. Semuanya baik belaka.

Hakikat ini akan menyebabkan kita akan lebih mendekat kepada agama. Hikmah ini walaupun sebesar atom tetapi bila melekat di hati kebaikannya lebih tinggi dari amal lahiriah walaupun sebesar gunung. Justeru, bila hati baik semua anggota badan menjadi baik. Inilah yang ditegaskan oleh Allah menerusi firman-Nya:

"...Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedangkan sesuatu itu merosakkan kamu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu." (Surah Al-Baqarah : 216)

Nikmat Allah

Sesungguhnya, dalam ujian Allah terselit nikmat-Nya. Mungkin kita tertanya-tanya apakah nikmatnya bila sakit, miskin, gagal, dihina dan sebagainya?

Hendaklah kita faham bahawa nikmat di sisi Allah itu terbahagi dua. Pertama, nikmat lahir. Dan kedua, nikmat batin (rohaniah). Nikmat lahiriah ialah sihat, selamat dan kebaikan fizikal yang lain. Manakala nikmat batiniah ialah nilai-nilai keimanan, keyakinan dan kesabaran. Dengan ujian kesusahan misalnya, barulah terbina sifat sabar. Dan sabar itu adalah separuh daripada keimanan.

Ujian juga akan menghapuskan dosa dan kesalahan seseorang terhadap Allah. Nabi Isa pernah berkata, "belum dikatakan seorang itu kenal Allah, sebelum dia bergembira dengan musibah dan penyakit ke atas dirinya, kerana berharap supaya dihapuskan kesalahannya."

Bila kita benci dengan ujian, ertinya kita belum kenal Allah dan (kerana) tidak faham itulah cara (kaedah) Allah mengampunkan dosa kita. Bila kita gembira (terima dengan baik) ujian itu, kerana yakin bahawa yang datangkan ujian itu juga adalah Allah.

Jadi, apabila kita ditimpa ujian maka berusaha dan berikhtiarlah untuk menangani ujian itu tetapi jangan sesekali lupa mencungkil hikmahnya. Oleh yang demikian, apabila diuji, terimalah dengan baik dengan mencari hikmah-hikmahnya kerana tidak ada takdir Allah yang tidak ada hikmahnya. Ingatlah, bahawa orang soleh itu bila diuji, hikmah-hikmah ujian akan mendekatkan mereka kepada Allah.

Jangan sesekali kita menjadi orang yang rugi yakni mereka yang buta daripada melihat hikmah justeru akal dan hati hanya melihat sesuatu yang selari dengan hawa nafsunya sahaja. Ingatan para hamba yang soleh kepada Allah akan bertambah dengan ujian-ujian-Nya. Mereka merasakan ujian itu satu petanda yang Allah telah memilih mereka. Mereka sentiasa berbaik sangka dengan Allah dengan cara menyedari (mencari) bahawa setiap yang berlaku samada pahit atau manis pasti ada hikmahnya. Mereka tidak melihat hanya 'asbab' (sebab-sebab) tetapi matahati mereka dapat menjangkau 'musabbabil asbab' (penyebab – Tuhan).

Hati mereka berkata:

"Inilah hakikat hidup yang dipilih Allah untukku. Aku akan terus berbaik sangka kepada Allah... DIA akan mengubat, melapang dan memberi kemenangan di sebalik ujian ini. Ya, aku tidak tahu, kerana ilmuku terbatas. Tetapi kerana Allah yang Maha Penyayang telah memilih ujian ini untuk diriku maka aku yakin ilmu-Nya Maha luas. Yang pahit ini akan menjadi ubat. Yang pedih ini akan menjadi penawar. Ya, Allah tingkatkanlah imanku bagi mendepani setiap ujian dari-Mu!"

Dipetik dari : Ustaz Pahrol Mohd Juoi merupakan seorang penulis buku, artikel, lirik nasyid dan juga skrip. Salah satu buku karangan beliau adalah 'Tentang Cinta.

moga Allah redha ♥

Wednesday, January 5, 2011

Cinta Itu Fitrah


Cinta... satu pengalaman yang dikatakan cukup indah dan kehilangan cinta dikatakan cukup pedih. Bagi saya yang tidak pernah bercinta (tetapi amat percaya pada cinta), saya tidak boleh komen lebih-lebih mengenai perasaan bercinta atau putus cinta. Tetapi, saya ada satu kisah benar yang berlaku kepada seorang kawan baik saya ketika di Amerika. Kisah ini membuktikan cinta terbaik hadir apabila kita berubah menjadi terbaik.

Kisah S

Pada tahun 1996, semasa saya melangkah kaki di Illinois State University, tiada orang Melayu Malaysia dan saya satu-satunya wanita bertudung. Selepas seminggu berada di bumi Amerika, S adalah orang pertama yang menegur dan memberi salam. Ketika itu, saya mengakui betapa perkataan semudah "assalamualaikum" menjadi common language antara 2 insan berlainan bangsa dan warganegara.

S adalah gadis Pakistan yang lahir dan dibesarkan di Amerika. Bersama-samanya ketika itu ialah M, teman lelaki yang berbangsa black American yang baru setahun memeluk Islam. Dipendekkan cerita, setelah beberapa kali berjumpa, kami sepakat apabila semester seterusnya, kami akan tinggal sebilik di asrama.

Apabila kami menjadi roomate bersama 2 gadis berbangsa white American yang lain, saya mengenali S dengan lebih rapat. Setiap malam Sabtu, dia akan keluar dengan kawan-kawannya (dia tidak pernah mengajak saya). Dia cukup rajin belajar dan antara pelajar cemerlang dalam bidang biologi.

Saya pernah ke rumah keluarganya. Adik perempuannya bermekap tebal ala ghotic dan abangnya akan menyebut 'f#%@" disetiap akhir ayat. Rumahnya sederhana dan rasa tenang sepertimana rumah berkeluarga yang lain. Saya perhati, hampir di setiap dinding rumahnya tertera "786". Apabila ditanya, katanya, "that is the number of times Bismillah is mentioned in Quran." Saya diam sahaja kerana kurang arif. Hanya sekali sahaja saya tegur dengan nada serius "S, if I saw you sleeping in one bed with M again, I sleep outside."

Saya akui, kelemahan iman menyukarkan saya menegur perkara-perkara lain tetapi percaya perubahan total perlu datang dari dalam diri. Saya menerima S seadanya.

Suatu hari S kata, dia cuba nak pakai tudung. Dia mula pakai tudung putih ke kampus dengan baju lengan pendek. Sebulan kemudian, dia pakai jubah hitam di atas baju lengan pendeknya. Dia juga mula membaca tafsir Al-Quran.

Suatu hari S, beritahu saya, "Mimi do you know, when Allah send the message for the women to wear hijab, they immediately pull the curtains and cover themselves with it. Only their eyes were shown."

Beberapa minggu kemudian, S menutup mukanya dengan kain. Hanya mata yang kelihatan. Saya berkesempatan ke rumah keluarga S lagi. Rumahnya masih sama. Tetapi, isi rumahnya sudah lain. Adik perempuannya sudah berjubah dan menutup muka, tiada lagi "786" sebaliknya diganti dengan ayat Quran, abangnya juga sudah tidak menyebut "f%#@". Adik perempuannya juga ambil keputusan berhenti sekolah menengah & hanya home school. Mereka sekeluarga juga mengambil kelas bahasa arab.

Untuk pengetahuan semua, dari saat S beritahu hendak pakai tudung sehingga saat dia menutup wajahnya (termasuk tangan), ia mengambil masa kurang dari 1 tahun.

Okay sekarang cerita cinta...

Sepanjang perubahan itu, S masih dengan M (yang juga berubah menjadi Muslim yang lebih baik). Mereka berdua sudah tidak berjumpa berdua-duan. Kalau berjumpa, mereka akan berbincang mengenai hadis atau ayat Al-Quran. Suatu hari sepupu S (juga, suatu ketika pernah melalui kehidupan bebas) masuk melamar. Sepupunya adalah antara pendakwah muda di beberapa konvesyen Muslim di Amerika.

Di bahu ini, S meluahkan dalam perasaannya...

"How can I love another man, as I love M...?"

Saya tak boleh nak jawab. S keraskan hatinya yang pilu dan menerima lamaran sepupunya. M juga terpaksa menerima dengan hati yang berat.

Tiga bulan kemudian, S bercerita pengalaman keluarganya bercuti. Malah, dia juga memberitahu bagaimana sepupunya (si tunang) terpaksa mengangkat punyalah banyak beg dan dia yang berjalan di belakang berkekeh ketawa dengan adiknya. Saya juga turut gelak kecil. S bercerita dengan nada gembira & seri di muka.

Semenjak saya pulang ke Malaysia, saya sudah hilang contact dengan S. Namun, saya bersyukur sepanjang 2 tahun setengah bersama S, Tuhan tunjukkan erti sebenar perubahan.

Bagi pembaca, walaupun belum bertemu cinta, percayalah, apabila kita berubah menjadi diri kita yang terbaik, Tuhan akan buka laluan untuk cinta yang terbaik juga hadir. Saya doakan semoga kita bertemu cinta yang telah dijanjikan.


Tuesday, January 4, 2011

Kesan Zikir Terhadap Otak


Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna.

Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain.

Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.

Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif.

Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut.

Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik.

Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif.

Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan.

Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini.

Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993.

Satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar.

Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda.

Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan.

Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain.

Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama.

Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudaraku se-Islam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya.

Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.


Monday, January 3, 2011

Muslimah Barat vs Muslimah Malaysia


1300 tahun Islam memerintah dunia, umat manusia diasuh dan dididik dengan aqidah Islam, tidak kira yang Islam mahupun yang bukan Islam. Ini bermakna, hidayah telah sampai kepada orang kafir, dan mereka boleh memilih untuk kekal dengan kekafiran mereka atau memilih Islam.

Atas dasar keimanan inilah Sang Khalifah memerintah dunia. Khalifah memerintah dunia mengikut apa yang telah disyariatkan mengikut al-Quran dan as-Sunnah. Atas dasar ini, segala sistem ciptaan Ilahi diterapkan dalam kehidupan, termasuk tatacara berpakaian dalam kehidupan sehari-harian.

Namun, sejak kejatuhan Daulah Khilafah pada 3 Mac 1924 bersamaan 28 Rajab 1342H, umat Islam kehilangan perisai untuk melindungi mereka. Apa yang ingin difokuskan adalah kehidupan muslimah semakin terancam, sejak penerapan sistem sekular oleh Mustafa Kemal Laknatullah mula menular. Sejak jatuhnya Daulah Khilafah di Turki, sistem sekular disebarluaskan dengan begitu pantas.

Sistem sekular yang diterapkan oleh Mustafa Kemal Laknatullah kononnya menjadi pemacu pemodenan Turki. Walhal, sistem tersebutlah yang menggagalkan dunia hingga ke saat ini. Muslimah dilarang untuk memakai pakaian yang menutup aurat. Sekiranya mereka memakai tudung, tudung mereka akan dirampas oleh pembelot-pembelot Islam yang digaji oleh pemerintah sekular. Tudung mereka ditarik dengan penuh rasa benci terhadap syariat Islam.

Tidak cukup sekadar itu, tudung dan niqab juga diharamkan oleh negara Barat seperti di Perancis. Perang propaganda seperti video dan kartun yang menyatakan Islam menindas wanita dengan hijab turut membuatkan muslimah di Barat bertambah tertekan. Mereka yang berhijab akan dipandang dengan pandangan yang semacam. Bahkan, ada juga yang dilabel sebagai 'pengganas' disebabkan oleh tudung mereka.

Walaupun masalah ini berlaku saban hari, muslimah di Barat tetap istiqamah dengan pemakaian tudung mereka. Malah, mereka telah mengadakan demonstrasi aman berkaitan perintah pengharaman tudung di Barat. Walaupun mereka dihina dan dipandang serong, pendirian mereka tetap tertancap kukuh.

Namun begitu, lain pula yang berlaku di negara kita. Tiada perintah pengharaman tudung sekalipun. Muslimah bebas untuk memakai tudung, niqab, mahupun jubah sesuka hati mereka tanpa ada halangan. Namun, peluang ini disia-siakan begitu sahaja.

Ramai wanita-wanita Islam di Malaysia dengan sesuka hati mendedahkan aurat. Tidak cukup dengan mendedahkan rambut mereka, pakaian ketat disarung pula pada badan mereka, bagaikan sarung nangka. Perasaan malu tidak sedikitpun lahir dari jiwa mereka tatkala tubuh mereka diperhatikan oleh masyarakat sekeliling lebih-lebih lagi kaum lelaki.

Mengapa perkara ini berlaku? Perkara ini berlaku adalah kerana sistem uqubat tidak diterapkan dalam kehidupan kita. Sebaliknya, undang-undang sekular diterapkan dalam kehidupan kita. Pendedah aurat, baik lelaki mahupun perempuan tidak dikenakan hukum takzir oleh pihak penguasa. Justeru, semakin ramailah golongan yang tidak tahu malu terbentuk. Semuanya kerana hukum hakam Islam tidak ditpraktikkan dalam kehidupan.

Justeru, ketiadaan Daulah Khilafah menjadi punca masalah dalam kehidupan. Kerana hanya Daulah Khilafah lah yang akan menerapkan sistem-sistem Islam dalam kehidupan. Di mana, sistem-sistem Islam tersebut diturunkan melalui wahyu. Lihatlah, bab aurat pun terjejas apabila ketiadaan Daulah Khilafah.

Memang benar, sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:

"Sesungguhnya seorang Imam (Khalifah) adalah laksana perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung (bagi dirinya)." [HR Muslim]

Tiada perisai, maruah muslimah tergadai.


Sunday, January 2, 2011

8 Aspek Kebahagian Hidup


Semenjak 11 tahun yang lalu, misi hidup saya adalah untuk menjadi the best I can be and live life to the fullest. Pertama kali saya menulis misi tersebut, saya sendiri tidak jelas bagaimana caranya untuk jadithe best mahupun untuk live life to the fullest.

Namun, benarlah seperti yang dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya iaitu, "If A is where you are now and B, is where you want to go, then it is just a straight line. Don't ask how to get there because the how will come when you know where you want to be". Malah, beberapa buku seperti The Secret, Millionaire Mindset, Awaken the Giant Within dan banyak lagi turut menekan betapa penting mempunyai misi dan visi dalam hidup.

Alhamdullilah, dalam tempoh 11 tahun ini, daripada pembacaan dan berkawan dengan individu-individu hebat, saya dapati, bagi menjadi diri yang terbaik, saya perlu seimbang dalam 8 aspek penting dalam hidup. Aspek ini merangkumi emosi, fizikal,spiritual, intelektual, kewangan, keluarga, karier dan komuniti. Berikut dijelaskan setiap aspek (tanpa keutamaan). Ingin dimaklumkan penjelasan ini hanya berdasarkan pembacaan dan ilmu yang dikutip dari beberapa individu hebat yang saya temui. Saya akur, penjelasan ini ada kekurangannya.

Emosi

Selama ini, saya sering meletakkan diri terutama emosi di tempat kedua. Saya beranggapan adalah selfish jika saya mendahului emosi sendiri berbanding orang lain. Namun, semakin dewasa, saya dapati, emosi diri sama penting untuk dijaga. Ia memberi impak pada penyerapan ilmu, ketahanan fizikal dan elemen-elemen lain dalam hidup. Pada masa yang sama, ilmu yang diserap mampu memantap dan mematangkan emosi semakin usia meningkat.

Fizikal

Ramai yang mengukur kebahagiaan dari simbol-simbol seperti aset yang dimiliki dan pada 'besar gelaknya' seseorang. Namun, betapa malangnya pada mereka yang mempunyai aset yang banyak dan 'gelak yang besar' tetapi kesihatan tidak pernah dijaga. Pemakanan, senaman dan pemantauan kesihatan amat penting untuk menikmati hidup yang cemerlang.

Spiritual

Tiga minggu lepas di satu kursus, kami ditanya perbezaan antara believe dan faith. Saya termanggu seketika untuk mencari perbezaan. Menurut penceramah itu, believe adalah apabila seseorang itu ditunjukkan bukti, barulah dia akan percaya manakala faith adalah tahap kepercayaan walaupun tanpa bukti, mereka percaya ia wujud atau sesuatu itu akan berlaku. Menyerap kata-kata itu, keyakinan kita pada janji Tuhan mengenai orang-orang yang sabar dan orang-orang yang berusaha untuk mencapai kejayaan adalah kunci untuk ketenangan hidup di dunia dan keabadian hidup di akhirat.

Intelektual

Intelektual bukan bermakna seseorang itu harus mempunyai sijil menggunung atau bercakap menggunakan bahasa tinggi. Meningkatkan kemahiran, membaca buku, berbual bicara dengan individu hebat dan belajar dari pengalaman diri sendiri adalah antara cara untuk meningkatkan intelektual.

Kewangan

Jika ada yang berkata, "aku tidak mahu kaya, aku mahu hidup sederhana", dia hanya membohongi dirinya. Hakikatnya, hidup di dunia memerlukan wang. Malah, sebagai seorang muslim, kita seharusnya berusaha untuk menjadi kaya untuk membantu lebih ramai rakan muslim di mana jua mereka beada. Justeru, mulalah melabur. Lagi muda lagi bagus.

Keluarga

Keseimbangan hidup juga harus meliputi keluarga. Mereka adalah kelompok terdekat yang perlu disayangi dan menyayangi kita.

Karier

Kita juga harus memberi yang terbaik pada karier. Sebaik-baiknya, tugas yang dilaksanakan itu bukan berpaksi pada imbuhan semata-mata. Memang betul kita bekerja untuk mendapatkan duit, namun jangan jadikan duit sebagai satu-satunya tujuan kita bekerja. Kita mahu lakukan tugas itu dengan amanah dan sehabis baik. Barulah berkat duit yang kita dapat.

Komuniti

Hubungan baik dengan Allah harus seiring dengan hubungan baik sesama manusia. Ramai antara kita yang 'amat sibuk' bekerja sehingga terlupa bahawa kita hidup dalam komuniti masyarakat. Mereka adalah jiran, rakan sekerja, orang yang kita temui semasa menunggu bas, pembekal, rakan-rakan dalam facebook/twitter dan sebagainya.

Sekali pandang seperti "banyaknyaaa..." untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Namun, apabila saya temui individu-individu hebat, kebanyakkan mereka memiliki kelapan-lapan aspek ini dalam hidup mereka. Justeru, jika saya ingin mencapai misi becoming the best I can be and live life to the fullest, saya juga perlu seimbang dalam kelapan-lapan aspek ini.

Saya menyeru rakan-rakan sekalian untuk sama-sama be best and live life to the fullest. Berubah menjadi diri kita yang terbaik dan menikmati hidup yang cemerlang, tiada ruginya. Malah, lebih manis dan berkat hidup apabila kita mempunyai kelapan-lapan aspek ini dalam hidup. Yuk! Kita mulakan hari ini :)

Dipetik dari kata -kata : Mimi Salleh merupakan seorang Pengurus Kanan di syarikat Wira Sdn. Bhd. Selain bekerja sebagai pengurus, graduan Illinois State University, Amerika Syarikat ini juga merupakan seorang penulis buku.

moga Allah redha

Saturday, January 1, 2011

Membuah Sabar


Sabar; satu perasaan, tindakan yang tidak dapat didefinasikan.

Ramai yang mudah berkata "sabar ye?" apabila orang lain ditimpa masalah, tapi apabila diri sendiri diuji dengan ujian yang amat dahsyat, masihkah lagi perkatan sabar dapat bertahan dalam diri?

Ayuh! kita belajar bagaimana ingin membuah sabar.

Meminjam peribahasa "lain lubuk lain ikan" disamakan dengan "lain orang lain ujiannya".

Setiap ujian yang ALLAH beri berbeza-beza tertakluk pada kemampuan hamba-Nya. Lupakah kita pada firmannya?

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." - Surah Al-Baqarah, 286

Lihat! Allah itu Maha Penyayang lagi Maha Pengasih, Dia tidak akan timpakan kita dengan sesuatu yang kita tak mampu. Dia juga tidak akan jadikan suatu ujian itu sia-sia tanpa ada hikmah disebaliknya.

Ujian Rasulullah

Kita singkap kembali sirah, baginda Nabi Muhammad s.a.w, ujian yang menimpa baginda sangat hebat.

Bermula semasa lahir, baginda sudah kehilangan ayahnya, kemudian ibunya, datuknya, disusuli bapa saudaranya, sehinggalah isterinya yang tercinta, Siti Khadijah.

Orang-orang yang baginda kasihi sudah mengadap Illahi.

Ini belum lagi termasuk ujian dalam menyebarkan Islam untuk sampai kepada kita pada hari ini, bermacam-macam ujiannya.

Dibaling najis, gigi baginda patah dalam satu peperangan, dipulau dan bermacam-macam lagi tekanan yang baginda hadapi.

Tapi ujian itu tidak pernah menghalang baginda supaya menjadi orang sabar.

Cuba kita renungkan kembali di zaman baginda s.a.w dahulu tiada handphone, tiada facebook, tiada yahoo messenger dan tiada kemudahan internet seperti yang kita ada pada hari ini, tapi lihatlah kerana kecekalan, kesabaran baginda dan para sahabat, Islam sampai kepada kita hari ini dan kita mengenal Allah dan merasa indahnya iman.

Mungkin ada sesetengah mengatakan bahawa baginda dapat menghadapi ujian-ujian tersebut kerana baginda merupakan seorang Rasulullah.

Mengapa pula begitu, baginda juga manusia biasa seperti kita, apa yang membezakan ialah baginda mempunyai keimanan yang benar-benar mantap.

Begitu juga dengan ujian yang baginda hadapi sesuai dengan kemampuan baginda.

Ujian yang hebat untuk manusia yang hebat! Kita bagaimana?

Bicara tentang iman

Iman itu ialah ketaqwaan kepada Allah, penuh khauf dan raja'. Jadi apabila kita ditimpa ditimpa sesuatu musibah atau ujian pintalah kepada Allah agar dibesarkan iman untuk kita hadapinya bukan diminta dikecilkan masalah yang kita hadapi.

Kita boleh mengatasi segala ujian yang Allah berikan dengan tenang jika kita punyai pergantungan yang tinggi kepadaNYA.

Oleh itu apa jua masalah yang ada, muhasabah kembali hubungan kita dengan Allah, renungkanlah kembali.

Adakah kita telah menjaga sebaik-baiknya hubungan kita dengan-Nya?

InsyaAllah jika kita jaga hubungan kita dengan Allah, Allah akan jaga hubungan kita dengan yag lain. Allah akan bantu kita dari segenap sudut yang kita tak sangka-sangka.

Tapi kalau saya dah jaga hubungan dengan Allah sebaiknya macammana pula?

Jika begitu, kita perlu muhasabah kembali, mungkin tanpa kita sedari ada hak-hak dengan Allah kita tak tunaikan, begitu juga dengan hubungan sesama manusia.

Dan jika dah jaga semuanya, itulah dinamakan ujian sama ada kifarah dosa-dosa lepas atau peluang kita merebut pahala dan meningkatkan iman. Bukankah kita ini hanya manusia?

Jangan pernah lupa bahawa kita adalah hamba Allah s.w.t. Jadi, kita layak diuji kerana kita hanyalah hamba-Nya.

Jadilah hamba yang bersyukur.

Apa jua yang ada dalam hidup, syukurilah, belajarlah jadi orang yang sentiasa bersyukur. InsyaAllah masalah-masalah yang kecil tidak akan timbul, dan kita akan miliki sifat sabar.

Rasulullah s.a.w, walaupun dijamin syurga tapi Baginda s.a.w, tetap menunaikan solat dan ibadah malam sampai kakinya bengkak-bengkak.

Dalam satu hadis, apabila ditanya Aisyah r.a, mengapa Baginda beribadah malam sehingga kakinya bengkak sedangkan baginda sudah dijamin syurga, Baginda menjawab dengan tenang, "Aku ingin jadi hamba yang bersyukur".

Salam mujahadah membuah sabar.